Kamis, 17 Februari 2011

Tantowi Yahya Kagumi Batik Bojonegoro

Minggu 15 Januari 2011 desa Jono kedatangan tamu istimewa, yakni rombongan DPR-RI dari fraksi partai demokrat disertai juga dengan bupati Bojonegoro Bp. Suyoto, M.Si. rombongan ini jauh jauh mendatangi desa jono dengan tujuan melihat "kekayaan" budaya dan juga kesenian dari desa ini. diantaranya adalah tayub, karawitan, juga pembuatan batik Jonegoroan.
file:///H:/110SANPH/SANY0071.JPG

Sabtu, 12 Februari 2011

Potensi Desa

Desa Jono memiliki potensi yang sangat besar, baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun kelembagaan/ organisasi. Sampai saat ini, potensi sumber daya yang ada belum benar-benar optimal di berdayakan.
Ø  Sumber Daya Alam
1.      Lahan pertanian (sawah) seluas 220. 770 Ha yang masih dapat ditingkatkan produktifitasnya karena saat ini belum dikerjakan secara optimal.
2.      Lahan perkebunan dan pekarangan yang subur seluas 163. 175 Ha, belum dikelola secara maksimal.
3.      Adanya penambangan batu fosfat yang dapat dipergunakan sebagai bahan pupuk atau material bangunan.
4.      Adanya kawasan hutan Negara yang masih gundul, yang bias dikelola bersama masyarakat dan Perhutani.
5.      Tersedianya pakan ternak yang baik untuk mengembangkan peternakan seperti sapi, kambing dan ternak lain, mengingat usaha inni baru menjadi usaha sampingan.
6.      Banyaknya sisa kotoran ternak sapid an kambing memungkinkan untuk dikembangkan usaha pembuatan bubuk organik.
7.      Adanya hasil panen kacang tanah, jagung, ubi tanah dan lainnya yang cukup melimpah dari hasil pengelolaan hutan bersama masyarakat.
8.      Adanya potensi sumber air dan sungai yang bisa dikembangkan untuk usaha perikanan air tawar
9.      Adanya potensi seni local dapat meningkatkan penghasilan masyarakat
10.  Pemberdayaan batik Jono untuk meningkatkan ekspor batik.
Ø  Sumber Daya Manusia
1.      Kehidupan warga masyarakat yang dari masa ke masa relative teratur dan terjaga adatnya.
2.      Besarnya penduduk usia produktif disertai etos kerja masyarakat yang tinggi.
3.      Terpeliharanya budaya rembug di desa dalam penyelesaian permasalahan
4.      Cukup tingginya partisipasi dalam pembangunan desa.
5.      Masih hidupnya tradisi gotong royong dan kerja bakti masyarakat, inilah salah satu bentuk partisipasi warga.
6.      Basarnya sumber daya perempuan usia produktif  sebagai tenaga produktif yang dapat mendorong potensi industry rumah tangga.
7.      Terpeliharanya budaya saling membantu diantara warga masyarakat.
8.      Kemampuan bertani yang diwariskan secara turun-temurun.
9.      Adanya kader kesehatan yang cukup, dari bidan sampai para kader di posyandu yang ada di setiap tahun.
10.  Adanya penduduk yang punya ketrampilan home industry.

Misi Desa Jono

Untuk meraih Visi Desa Jono seperti yang sudah dijabarkan di atas, dengan mempertimbangkan potensi dan hambatanbaik internal maupun eksternal, maka disusunlah Misi Desa Jono sebagai berikut :
  1. Mewujudkan dan mengembangkan kegiatan keagamaan untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Mewujudkan dan mendorong terjadinya usaha-usaha kerukunan antar dan intern warga masyarakat yang disebabkan karena adanya perbedaan agama, keyakinan, organisasi dan lainnya dalam suasana saling menghargai dan menghormati.
  3. Membangun dan meningkatkan hasil pertanian dengan jalan penataan pengairan, perbaikan jalan sawah/ jalan usaha tani, pemupukan dan pola tanam yang baik.
  4. Menata Pemerintahan Desa Jono yang kompak dan bertanggung jawab dalam mengemban amanat masyarakat
  5. Meningkatkan pelayanan masyarakat secara terpadu dan serius.
  6. Mencari dan menambah debet air untuk mencukupi kebutuhan pertanian.
  7. Menumbuhkembangkan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani serta bekerja sama dengan pihak ke III
  8. Menumbuhkembangkan usaha kecil dan menengah.
  9. Bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan di dalam melestarikan Lingkungan Hidup.
  10. Membangun dan mendorong majunya bidang pendidikan baik formal maupun informal yang mudah diakses dan dinikmati seluruh warga masyarakat tanpa terkecuali yang mampu menghasilkan insane intelektual, inovatif dan entrepreneur (wirausahawan).
  11. Bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Pelaku Seni yang ada di luar Desa jono.
Membangun dan mendorong usaha-usaha untuk membangun dan optimalisasi sector pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan baik tahap produksi maupun tahap pengolahan hasilnya.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Walaupun visi desa Jono secara normative menjadi tanggung jawab kepala desa, namun dalam penyusunannyamelibatkan segenap warga dasamelalui rangkaian panjangdiskusi-diskusi formal dan informal. Visi desa Jono semakin mendapat bentuknya bersamaan dengan terlaksananya rangkaian kegiatan dan musyawarah yang dilakukan untuk penyusuna RPJM desa tahun 2010-2014. Dalam momentum inilah visi dasa Jonoyang merupakan harapan dan doa semakin mendekatkan dengan kenyataan yang ada di desa dan masyarakat. Keyataan yang dimaksud merupakan potensi, permasalahan, maupun hambatan yang ada di desa dan masyarakatnya, yang ada pada saat ini maupun ke depan.

Bersamaan dengan penetapan RPJM desa  Jono, dirumuskan dan ditetapkan juga Visi Desa Jono sebagai berikut :
“Terwujudkan Masyarakat Yang Sejahtera Dan Mandiri Berdasarkan Iman Dan Taqwa Serta Pelestarian Budaya Lokal Menuju Desa Wisata Budaya”
Keberadaan Visi ini merupakan cita-cita yang akan dituju di masa mendatang oleh segenap warga desa Jono dengan visi ini diharapkan akan terwujud masyarakat Desa jono yang maju dalam bidang pertanian sehingga bisa mengantarkan kehidupan yang rukun dan makmur. Di samping itu, diharapkan juga akan terjadi inovasi pembangunan desa di dalam berbagai bidang utamanya pertanian, perkebunan, pertukangan dan kebudayaan yang ditopang oleh nilai-nilai keagamaan.

Profil Desa Jono

Sejarah desa Jono tidak akan pernah bisa terlepas dari sejarah kota Bojonegoro, pada jaman dahulu kala terjadi peperangan di Rajekwesi yakni suatu daerah antara pusat kota dengan desa Jono, peperangan tersebut terjadi antara rakyat Rajekwesi dengan Tumenggung Sastra dilaga yang dibantu rakyat Jipang. Pada saat itu rakyat rajekwesi kalah sehingga banyak pejabat melarikan diri, salah satunya adalah Raden Bagus Sujono. Namun setelah rakyat Rajekwesi telah berhasil merebut kembali wilayahnya dengan dibantu Residen Rembang Baron Desalis, Raden Bagus Sujono tidak mau untuk kembali ke Rajekwesi. Beliau memilih untuk tetap tinggal dan hidup ditengah-tengah rakyat kecil sembari mendekatkan diri ke Sang Hyang Widi, akhirnya sampailah pada saat beliau meninggal dunia, dan pada akhirnya daerah yang ditembati tersebut diberi nama JONO seperti panggilan beliau.